Su-udzon
kepada sesama
Su-udzon atau prasangka itu datang dari diri kita,
lalu ketika ada orang yg bersu-udzon maka terbuka pintu hatinya lalu syetan
masuk kedalamnya untuk membumbui su-udzon. Ketika pada awalnya
seseorang itu bersu-udzon lalu dia menikmati su-udzonnya, ketahuilah
bahwa syetan telah berhasil membumbui prasangka didalam hatinya.
Su-udzon yang awalnya hanya dihati lalu bergerak ke lidah lalu
menyebabkan dia tertarik untuk membicarakannya, sehingga waktu yang
berjam-jam terasa tidak cukup hanya untuk mengutarakan
prasangka prasangka dan prasangka yang dirasakannya. Maka ketika diawal merasakan su-udzon itu hadir didalam hati, segera tutup jangan
biarkan syetan masuk untuk membumbui menambah-nambah prasangka yang
ada didalam hati.
Seorang penyair dalam syairnya mengatakan rasa suka
menyebabkan buta terhadap semua kecacatan, dan rasa kebencian
menampakkan semua keburukan. Kalau sudah suka kepada seseorang maka
sebesar apapun cacatnya tidak akan tampak, namun jika sudah benci
maka sekecil apapun aib nya akan tampak. Karena itu kita diajarkan
agar suka itu karena Allah dan bencipun karena Allah, bukan karena
mengikutkan perasaan yang ada dalam hati.
--- &&
Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengusir
syetan? Apakah cukup dengan membaca ta’awudz dan dengan dzikir
saja? Maka menurut imam al-ghazali untuk mengusir syetan bukan dengan
cara membaca ta’awudz, melainkan dengan cara menutup pintu-pintu
yang menjadi celah masuk syetan kedalam hati dan membersihkan hati
dari sifat-sifat tercela. Jika pintu masuk syetan tetap dibiarkan terbuka
lalu syetan masuk kedalamnya dan setelah itu dibacakan ta’awudz untuk
mengusirnya, maka ini perbuatan sia-sia karena syetan itu telah
bersemayam didalam hatinya. Tapi jika pintu-pintu masuk syetan itu
telah ditutup lalu hati dibersihkan dari sifat-sifat tercela maka
syetan hanya akan mampu menghadirkan lintasan dalam hati, terlintas
su-udzon terlintas prasangka, lintasan dalam hati inilah yang diusir
dengan cara membaca istighfar, membaca ta’awudz, membaca
dzikir-dzikir. Jika pintu masuknya tidak ditutup terlebih dahulu maka
akan bercampur aduk antara syetan dan dzikir, maka dzikir itu tidak
akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Perumpamaan antara membiarkan pintu-pintu masuk
syetan tetap terbuka dan mencoba mengusirnya dengan dzikir adalah
umpama seseorang yang mencoba mengusir anjing dangan suara
bentakannya namun ditangannya dia sedang memegang daging dan tulang
yang busuk, apakah anjing itu akan pergi ataukah akan tetap mengikutinya? anjing yang menggemari benda yang ada ditangan orang yang
mencoba mengusirnya mungkin akan terlihat seolah-olah akan pergi
karena bentakannya, namun si anjing tersebut akan terus mendekat
untuk mendapatkan tulang dan daging busuk yang ada ditangan orang
yang mengusirnya. Karena itu pintu-pintu masuk itu harus ditutup
terlebih dahulu, dikunci, baru setelah itu lintasan-lintasan syetan
itu diusir dengan membaca doa-doa ta’awudz istighfar alma’surat
dan lain sebagainya.
Wallahu ta'ala a'lam
#SemanisKurma, 6 Rajab 1436 H
0 komentar " [Aqidah] 11 Pintu Masuk Syetan Jilid II - Bagian Akhir ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment
Silahkan berikan komentarnya