Syetan
menumbuhkan rasa senang mencari muka, riya’, yang menyebabkan
setiap ucapannya dibuat semanis mungkin selembut mungkin, melakukan
sesuatu agar dilihat orang lain. Pemicunya bukan syetan, syetan
hanya membungakan saja didalam hati, pemicunya adalah karena
terlalu berharap kepada orang lain. Kita boleh berharap kepada
orang lain, kita boleh melakukan interaksi sosial, kita boleh
meminta bantuan kepada bawahan, kita boleh meminta pertolongan dari
atasan, akan tetapi yang dilarang itu kita tidak boleh terlalu
mengharap yang berlebihan kepada orang lain yang menyebabkan kita
akhirnya senang mencari muka.
Selalu
berfikir untuk menyenangkan, berbuat sesuatu agar seseorang merasa
senang kepada dirinya, entah itu agar atasan senang, agar rekanan
kerja senang, yang penting orang lain senang, senang memuji, senang
menyanjung-nyanjung orang lain yang ada hubungan dengan kesenangan
dirinya.
Sanjungan
yang tidak sesuai dengan kenyataan, berlebih-lebihan dalam memuji,
berlebih-lebihan dalam memberikan sanjungan, terlalu hiperbola
bahkan mungkin mendekati kepada sifat munafik, mengapa? Karena terlalu
berlebihan mengharap kepada orang lain.
Sikap
pura-pura, lain dihati lain dimulut
Meninggalkan
amar ma’ruf nahi mungkar, ketika diajak berbuat baik dia menolak,
ketika diajak menjauhi kemungkaran malah tersinggung.
Seolah-olah
orang yang diharapkan itu sembahannya, karena terlalu berharapnya
kepada orang lain hingga membuatnya lupa bahwa satu-satunya tempat
berharap tertinggi itu adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
0 komentar " [Aqidah] 11 Pintu Masuk Syetan Jilid II - Bagian 3/6 ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment
Silahkan berikan komentarnya