[Renungan] Maut, Dimalam Pesta Tahun Baru 2013 - Bagian 1

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sejak beberapa hari yang lalu salah satu berita yang kencang berhembus adalah tentang perayaan malam tahun baru. Bahkan mungkin berita ini sudah mulai berhembus sejak bulan desember baru bergulir.

Perlukah kita merayakan malam tahun baru? Bolehkah? Bismillah, kita
akan coba berbagi ilmu sedikit mengenai hal ini.

Dalam ajaran islam, sebenarnya perayaan seperti ini tidak ada. Bahkan jika merujuk pada riwayat zaman Rasulullah, beberapa kegiatan yang biasa dilakukan dimalam tahun baru itu dilarang dilakukan. Aktifitas apa saja yang umumnya dilakukan dimalam perayaan tahun baru? Diantaranya pesta kembang api, tiup terompet, makan makan, dan sebagainya. Jika perayaan pergantian tahun kita lakukan sebagai bentuk rasa tasyakkur kita, ya mungkin boleh-boleh saja tapi tetap saja syarat dan ketentuan berlaku, dan tentu saja syarat dan ketentuan itu bersumber dari hukum Allah.

Dari perayaan pesta kembang api saja kita ambil contoh, mungkin kalau kita-kita yang orang kecilan ini ya, biasanya pesta kembang apinya paling ya sekitar 10 batang kembang api kecil yang dijual di emperen jalan, yang kalau dinominalkan mungkin ya sekitar 10 ribu ampe 50 ribu. Sebenarnya harga segitu juga bisa jadi masalah, tapi kalau kita bandingkan dengan pusat-pusat kota yang melakukan pesta kembang api dimalam tahun baru, kalkukasi biaya yang dikeluarkan mencapai angka ratusan juta bahkan milyaran rupiah, MasyaAllah, angka segitu hanya untuk dihambur-hamburkan keangkasa, padahal saya yakin disekitar lokasi perayaan masih banyak orang-orang yang hidupnya prihatin. coba uang sebanyak itu disedekahin, SubhanAllah manfaatnya luar biasa. dan kalaupun panitia disuruh sedekahin saja semua dana anggaran pesta, rasanya panitia juga ga bakalan mau.
Poin pertama yang bisa diambil adalah MUBAZIR.

“innal mubazzirina ikhwanusy syayathin” = “sifat mubazir itu sahabat setan”

terus, aktifitas lainnya adalah meniup terompet, apa yang salah dengan meniup terompet?
terdapat hadist oleh imam tarmidzi dan abu dawud mengenai riwayat dimasa Rasulullah tentang kumandang adzan.

"Rasulullah bermusyawarah bersama para sahabat untuk membicarakan cara memberitahukan datangnya sholat fardhu, diantara sahabat ada yang mengusulkan lonceng namun ditolak oleh rasulullah karena membunyikan lonceng adalah kebiasaan umat nasrani, lalu ada sahabat yang mengusulkan menggunakan terompet, usul ini juga ditolak oleh Rasulullah karena membunyikan terompet bentuk kebiasaan umat yahudi, lalu ada sahabat yang mengusulkan dengan api, kembali ditolak oleh Rasulullah karena menggunakan api merupakan kebiasaan umat majusi. lalu datanglah sahabat Abdullah ibnu zayd al-khazrajiy yang menceritakan bahwa dalam mimpinya ia diajari lafadz adzan dan iqamah, ketika hal itu disampaikan kepada Rasulullah, maka beliau mengatakan "Ha Da Ru'ya Haqq" (ini adalah mimpi yang benar) lalu Rasulullah menyuruh sahabat bilal bin rabbah untuk mengumandangkannya, dan ternyata mimpi yang sama juga dialami oleh sahabat Umar ibn Khattab."

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda

"man tashabbaha bi qawmin fahuwa minhum” (Barang siapa meniru-niru perbuatan suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan itu).

Masihkah sahabat-sahabatku sekalian bersemangat untuk meniup TEROMPET?
jika selama ini sahabat sekalian belum mengetahui hal ini, insyaAllah Allah memberikan maafnya, namun setelah mengetahui ilmunya, mudah-mudahan kita bisa lebih berhati-hati.


3 komentar :

  1. ulasan yang bagus dan masuk akal.
    budaya barat sepertinya sudah mengakar ke pikiran bangsa ini, sepertinya tugas umat semakin berliku untuk memberikan pencerahan qalbu ke saudara-saudara kita yang menganut paham hegonisme.

    ReplyDelete
  2. terkadang kita sedih melihat anak2 muda sekarang khususnya yang beragama islam, justru menanggapi ilmu2 semacam ini yang mengulas dari sejarah dan sunnah nabi sebagai sesuatu yang tidak harus ditaati dizaman sekarang..
    tapi kita semua berdoa, semoga umat islam remaja2 islam bisa lebih terbuka hatinya untuk belajar lebih lanjut tentang seperti apa itu islam..

    ReplyDelete

Silahkan berikan komentarnya